19 Januari 2011

Puisi-puisi M. Anton Sulistyo

NOCTURNO KELELAWAR                                                          :
beni setia Kepak sayapku setiap senja Akan menenggelamkan matahari Bersama kerlip kunang-kunang Yang mati-matian bertarung Dengan cahaya bintang Berebut menguasai kegelapan
Di antara rimbun pohonan Dari kejauhan telah kucium Harum kematian calon korban Yang sia-sia bersembunyi Dalam daging buah matang
Taringku terus kuasah Untuk menggerus Bukan memamah Biji-bijian kehidupan.-
(pakubuwono, 2010)
NOCTURNO BURUNG GAGAK Aku dijuluki pembawa pesan kematian Lantaran suaraku yang serak mengerikan Kepak sayapku menjadi penunjuk jalan Menuju kegelapan jurang waktu Atau ketiadaan semu
Nyanyianku jauh dari merdu Menumpang kesiur angin yang tersedu Mengetuk-ngetuk kaca jendela kamarmu Meski tatapan mataku tidak terlalu nyalang Tapi sanggup meredupkan cahaya bulan
Jika menyimak wajahmu yang putus asa Kuyakin, jantungmu akan mengejang Dan urat darahmu akan mengeras Ah,
Aku ingin menjadi sosok kematian, tapi mesra Kematian yang selalu dinanti Bukan ditakuti Aku bosan menanamkan kengerian Di kedalaman mimpimu malam ini
(Phoenix Yogya, 27122010)

NOCTURNO MAWAR Bersama malam kuasah sepiku Menjadi pedang teramat runcing Kusebar ke sekujur tubuhku Berupa duri-duri yang sangar
Rindu menikam lentik jemarimu Keranjingan bau amis darah segar Dari daging para perempuan Atau siapa saja pengagum keindahan
Bersama angin dan embun Aku belajar menyelami keheningan Kuhirup butiran serbuk kehidupan Yang menumbuhkan kelopak bunga
Kuhayati doa-doa alam semesta Yang runtuh dari langit seperti gerimis Melukis daun-daun bungaku Dengan warna-warna ajaib
Konon rohku akan meledak dengan lembut Mengumandangkan wewangian ke udara Menunggu disentuh pencerahan gaib Di puncak samadi para rahib
Kadang aku ingin menjengukmu Ke dalam mimpimu yang suram Menyampaikan isyarat kematian Atau jamahan tangan keabadian.- ( phoenix yogya, 27122010 ) NOCTURNO PERONDA Aku ingin segera menuju pagi Tak berminat menjelajahi mimpi Menikmati kesibukan rumputan Menaruh embun di sekujur tubuhnya
Aku ingin selalu tetap terjaga Menunggu nyanyian angsa Yang akan menerbitkan matahari
Aku ingin melupakan ajal Sebelum meraih hidup kekal Menanti malam yang lain Bukan malam kemarin.-
(tuban denpasar, 2010)

DATA PRIBADI
N a m a                 : M. Anton Sulistyo
Riwayat Penulisan     : Menulis puisi sejak tahun 1976 antara lain di Majalah HAI, Gadis, Putri, Koran Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Kedaulatan Rakyat dan Pikiran Rakyat dll Sampai saat ini belum mempunyai buku  Kumpulan Puisi (Antologi) sendiri.- Termasuk dalam beberapa antologi sbb.: Tahun 1991 - Puisi Pariwisata, Jakarta Tahun 1996 - Trotoar, diterbitkan oleh Roda-roda Budaya, Tangerang. Tahun 1997 - Benteng, diterbitkan oleh Roda-roda Budaya, Tangerang.Tahun 1997 - Antologi Puisi Indonesia diterbitkan oleh KSI & Penerbit Angkasa  Tahun 1999 – Pameran Puisi Perdamaian 100 Kota oleh Wianta Foundation Bali Tahun 2000 - Datang Dari Masa Depan diterbitkan oleh Sanggar Sastra Tasik
Sumber:kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar