27 November 2013

Boediono Putar Balikkan Fakta : Bail Out Century Untuk Kepentingan Kekuasaan

Oleh Ir. Abdulrachim K. - Aktivis Gerakan Mahasiswa 1977/78
Setelah 7 jam diperiksa KPK dikantor Wapres, Boediono melakukan konperensi pers untuk membela diri melalui pembentukan opini.Ia bahkan mengatakan bahwa kebijakannya untuk menyelamatkan Bank Century  yang pertama-tama oleh Gubernur BI dinyatakan sebagai Bank gagal berdampak sistemik dan bersama-sama dengan Menkeu Sri Mulyani diberikan Bail Out adalah tindakan yang mulia.Apabila tidak dilakukan akan membuat krisis bagi dunia perbankan dan ekonomi Indonesia.

Pernyataan Boediono itu bisa benar apabila Bank Century adalah bank menengah,bukan bank kecil dan Bank yang berjalan normal tanpa adanya banyak kriminalitas didalamnya sebelumnya dan dalam sejarahnya. Namun setidak-tidaknya ada 5 alasan yang bisa menggugurkan alibi Boediono dan justru menjelaskan bahwa tindakan Bail Out itu sesungguhnya adalah untuk kepentingan kekuasaan menjelang Pemilu dan Pilpres 2009.

1. Bank Century adalah hasil merger antara Bank Pikko,Bank Danpac dan Bank CIC yang persetujuan prinsipnya diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI tgl 27 Nov 2001.
Proses merger tersebut didahului dengan akuisisi dan ijin akuisisi diberikan oleh BI 5 Juli 2002  walaupun terdapat perbuatan melawan hukum Chinkara (pemegang saham CIC) kepada CIC dan hasil pemeriksaan BI periode 2001-2003 terdapat pelanggaran signifikan oleh bank2 tersebut,a.l. pada Bank CIC terdapat transaksi SSB (Surat2 Berharga) fiktif senilai $ 25 juta yang melibatkan Chinkara.

Hasil pemeriksaan BI periode 2005-2008 Bank Century mengalami berbagai permasalahan terutama dengan kepemilikan SSB yang berkualitas rendah,dugaan pelanggaran Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK) oleh pengurus Bank,dan dugaan pelanggaran Posisi Devisa Netto (PDN). Berdasarkan pemeriksaan BI atas Bank Century yang terbit 31 Oktober 2005 CAR (Capital Adequacy Ratio)(Angka Kecukupan Modal) Bank Century NEGATIF 132,5% ( harusnya minimal positif 8%)


Pada tanggal 29 Desember 2005 Bank Century dinyatakan berada "dalam pengawasan intensif" oleh BI. Sejak 6 November 2008 BI menetapkan Bank Century "dalam pengawasan khusus" dengan rasio CAR hanya 2,35%. Tanggal 14,17,18 Nov 2008 Bank Century mendapat fasilitas FPJP (Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek ) dari Gubernur BI Boediono sebesar 689 Milyar dan HABIS dalam 6 hari disedot oleh pihak2 terkait (terafiliasi dengan pemilik bank a.l. Robert Tantular). Melihat sejarah panjang Bank Century yang penuh liku2 kejahatan perbankan sejak dari awal kelahirannya,adalah sangat mengherankan apabila bank tersebut tidak dimatikan dari awal setelah  Boediono dilantik menjadi Gubernur BI Mei 2008 ,padahal sebelumnya,1997-1998,saat krisis dan pengucuran BLBI, pernah menjadi Direktur BI (sekarang setara dengan Deputy Gubernur BI)sehingga seharusnya mampu membaca situasi dan segera bertindak .Boediono bukannya bertindak bahkan Bank Century dipelihara terus sampai datangnya krisis untuk diberikan Bail Out.

Sehingga menimbulkan pertanyaan benarkah penyelamatan Bank Century itu perbuatan mulia seperti kata Boediono atau malah sebaliknya bank bermasalah ini dipelihara terus agar pada saat krisis bisa diberikan Bail Out yang sebagian dananya dibelokkan untuk kepentingan penguasa menghadapi Pemilu dan Pilpres 2009 untuk agar tetap berkuasa dengan dalih menyelamatkan dunia perbankan dari krisis ? Toh terbukti Boediono mendapat "hadiahnya" dengan menjadi Wapres ? Toh hanya sangat sedikit sekali orang yang mengerti dunia perbankan dan krisis ekonomi ? Kan terbukti bahwa Wapres Jusuf Kalla waktu itu bertindak sebagai Presiden ad interim karena SBY sedang diluar negeri sama sekali tidak diberitahu,bahkan siang sampai sore hari 20 Nov 2008 Boediono,Sri Mulyani &para menteri rapat di kantor JK, tidak lapor ada krisis tapi waktu subuh 21 Nov 2008 (hanya beberapa jam kemudian)  SMI&Boed memutuskan Bail Out Bank Century. Bukankah ini menelikung JK ? Dimana perbuatan mulianya kalau menelikung JK ?

2. Pada bulan September 2007 telah terbit majalah Fotune yang sangat terkenal didunia yang sampulnya bertuliskan " Market Shock 2007" artinya majalah Fortune telah meramalkan bahwa akan terjadi anjloknya (crash) pasar saham di Amerika Serikat yang pasti akan mempengaruhi seluruh dunia.Hal itu karena perusahaan keuangan AS,Bear Stearns yang terkait dengan Subprime Mortgage (kredit perumahan yang beresiko tinggi) telah mulai goyang bulan April 2007.Dan setelah disuntik dengan $ 1,6 B (Rp 16 T) perusahaan itu tetap goyang dan harga sahamnya anjlok. Hal ini mempengaruhi anjloknya harga saham di Wall Street cukup jauh.Lagi pula terlihat penjualan obligasi yang terkait dengan Subprime Mortgage melonjak tinggi berkali lipat.Inilah yang membuat kekhawatiran di Wall Street.Gejolak besar di pasar saham akan selalu mendahului krisis ekonomi.

Boediono yang pada akhir 2007 itu menjabat sebagai Menko Perekonomian yang punya staf2 tentu mengikuti atau bertanggung jawab untuk mengikuti  masalah ini.Apalagi pada waktu krisis 1997-98 juga menjabat sebagai Direktur BI yang juga terlibat dalam masalah BLBI,pasti sangat kenal dengan masalah pembesaran,penularan krisis keseluruh dunia.

Juga sekali lagi tidak masuk akal sehat bila setelah Boediono menjadi Gubernur BI pada Mei 2008 tidak segera mengambil tindakan,menutup Bank Century tapi menunggu November 2008 setelah krisis membesar lalu melakukan Bail Out dengan dalih menyelamatkan dunia perbankan.Apakah bukan sebaliknya bahwa Bail Out BC itu sudah direncanakan jauh sebelumnya,bahkan sebelum Boediono masuk menjadi Gub BI memang untuk cari dana untuk penguasa ?

3. Para analis saham di AS pada bulan Juni-Juli 2008 sudah ramai membicarakan bahwa kemungkinan saham2 di Wall Street akan anjlok karena setelah indeks Dow Jones gagal menembus diatas 13000 dan kemudian turun maka sempurnalah terbentuk pola Head and Shoulder,pola yang sangat populer dikalangan para trader saham,yang kemungkinan besar kemudian harga saham akan turun.Bahkan para analis meramalkan index Dow J akan turun 2000 tetapi beberapa bulan kemudian malah turun menjadi 7500. Lagi lagi membuktikan bahwa memang Boediono (waktu Juni-Juli 2008 sudah menjabat sebagai Gub BI ) tidak segera bertindak secepatnya untuk menutup BC,mungkin memang tujuannya untuk Bail Out BC tetapi menunggu saat krisis lebih besar.

4.DR Anggito Abimanyu Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan yang ikut dalam  rapat di Depkeu pada 20 Nov 2008 malam sebelum pagi subuh diputuskan Bail Out BC oleh KSSK dalam kesaksiannya yang terakhir beberapa bulan yang lalu setelah diperiksa KPK ,menyatakan kepada wartawan bahwa dia tidak sependapat bahwa BC berdampak sistemik karena hanya merupakan bank kecil. Disini terlihat lagi bahwa berdampak sistemik itu hanya rekayasa Boediono agar punya alasan kuat untuk melakukan Bail Out BC.

5 . Bank Indover anak perusahaan BI di Amsterdam, Belanda dibekukan oleh pengadilan Belanda pada 7 Oktober 2008 karena gagal bayar obligasi senilai sekitar Rp 1 Trilyun. Gubernur BI Boediono berusaha menyelamatkan Bank Indover dengan menyuntikkan Rp 7 Trilyun.Untuk itu Boediono mendatangi DPR untuk minta persetujuan dengan dalih yang sama yaitu apabila Bank Indover tidak diselamatkan maka akan berdampak sistemik ke dunia perbankan Indonesia dan akhirnya akan menyebabkan krisis ekonomi.


DPR tidak menyetujui Bail Out Bank Indover.Boediono juga mendatangi Antasari Azhar Ketua KPK untuk konsultasi secara hukum Bail Out Bank Indover, namun Antasari juga tidak setuju. Akhirnya Bank Indover dilikuidasi oleh Bank Sentral Belanda pada akhir Oktober 2008 dan tidak terjadi goncangan apapun didunia perbankan dan ekonomi Indonesia.Jadi alasan berdampak sistemik itu hanya rekayasa Boediono,tidak bisa dipercaya (tidak kredibel)

Setelah Boediono gagal dalam usahanya untuk Bail Out Bank Indover ,maka 2 minggu kemudian beralih sasaran untuk Bail Out Bank Century. Tanggal 14,17,18 Nov 2008 mulai memberikan FPJP 689 Milyar ke BC dan dilanjutkan dengan Bail Out dengan dalih yang sama dengan kasus Bank Indover,bila tidak di Bail Out akan berdampak sistemik dan membahayakan dunia perbankan dan ekonomi Indonesia. Padahal kejadiannya hanya selisih 3 minggu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Bail Out Bank Century tidak diperlukan ,karena seharusnya BC dapat dimatikan jauh hari sebelumnya karena telah banyak bermasalah berupa kejahatan perbankan oleh para pemiliknya dari sejak lahirnya . Justru sangat terlihat bahwa BC dipelihara terus oleh BI agar bisa di Bail Out pada waktunya sebagai modus operandi untuk pencarian dana untuk mempertahankan kekuasaan dan untuk itu Boediono telah mendapat "hadiahnya" dengan menjabat sebagai Wapres. Dan bukan tidak mungkin skenario pencarian dana untuk kekuasaan itu terjadi sebelum Boediono masuk ke BI sebagai Gubernur.

0 komentar:

Posting Komentar